Senin, 08 Agustus 2011

Chord Guitar OST Suckseed ทุ้มอยู่ในใจ / Tum Yoo Nai Jai

ทุ้มอยู่ในใจ (Gao & Nat) (Acoustic Version) "tum yoo nai jai" by Big Ass Ost. Suck Seed Intro :C Bes Am F 2x C-------------Bes------------------------------Am------- nee keu tam nong haeng kwaam lang ra-waang rao ---------------F-----------------------C----------------Bes-- dai yin meua rai ying neuk teung wan gao nern naan kae nai --------------------F---------G---------------C------ dtae playng nee kong rao yang tum yoo nai jai INTRO :C Bes Am F C-------------Bes------------------------------Am---- playng haeng kwaam rak tee ter rong bpen yaang rai ---------------F---------------------------------------C-- wan tee ngiap ngao ter ja kit teung playng kong krai -----------------Bes------------F----------G--------------D7 dtang dtae jaak gan wan nee ter bpen ngai chan yaak ja roo * ------------------------E------------ meua naa-li-gaa man mai koie kee giat ---F--------------------------E--------------------D7-- dern lae wan way-laa tam hai tuk tuk sing bplian bpai -------------------------------E------------------G----- dtae kwaam song jam dee-dee tuk yaang yang kong gep wai ** ---------C--------------------------Bes----------- yang kong mee dtae ter meuan derm mai koie bplian -----Am------------------------F---------G------------ yang mee dtae ter meuan derm mai koie bplian bpai Am----------------F---------------D----------------G--- ying way-laa aang waang tee rai nai jai gor ying hoi haa ---------C--------------------------Bes--------------- yang kong mee bot playng kong rao meua wan waan -----B------------------------F---------G------ dai yin meua rai hua jai yang bpen yaang nee Am----------------F---------------D---- hai way-laa man mun bpai naan bpen bpee ------------G------------------C---- dtae playng nee yang tum nai jai INTRO C-------------Bes------------------------------Am--- wan tee kwaam fan man mai hen bpen yaang jai ---------------F----------------------------------C--- gra jert gra-jerng pit pit pian pian gan bpai yai ---------------Bes-----------------F---------G---------------D7-- piang dtae yaang noi chan gor yang cheun jai tee koie mee ter ( * ) , ( ** ) ( ** ) -----------------F---------------D--------------G---------------c- dtor hai rao mai pop mai jer bpen bpee playng nee yang tum nai jai

Rabu, 27 Juli 2011

Pengorganisasian Kegiatan Kelompok

PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK I. PENGERTIAN Pengorganisasian berasal dari kata organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi dan pengertian organisasi menurut para ahli sebagai berikut : 1. Organisasi Menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 2. Organisasi Menurut James D.Mooney; Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 3. Organisasi Menurut Chester I.Bernard; Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Terry (1986), istilah pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan. Lebih jauh istilah ini diartikan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antar orang-orang hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengerttian pengorganisasian lebih lengkap dikemukakan oleh kadarman, yaitu pengorganisasian Adalah proses penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian-bagiannya, pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok aktivitas kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, pengkordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi. Jadi hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi. Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya. Sehingga pengorganisasian kegiatan kelompok merupakan hubungan kelakuan yang efektif antar orang-orang dalam kelompok hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. II. LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK 1. Merencanakan pengorganisasian kegiatan kelompok Meliputi kegiatan : merencanakan masalah; siapa yang menjadi peserta; sasaran kegiatan; waktu pelaksanaan dan tempat kegiatan; metode yang digunakan; media yang digunakan; jenis pencairan kelompok yang digunakan; evaluasi kegiatan. 2. Mempersiapkan tempat Meliputi : mempersiapkan ruang dan perlengkapannya; persiapan alat tulis, alat bantu, materi; persiapan tempat duduk; pengeras suara; meletakkan alat bentu sesuai kebutuhan. 3. Melaksanakan kegiatan Bagian-bagian kegiatan kelompok adalah : (a) Pembukaan, menentukan jalannya presentasi/ diskusi kelompok; (b) Bagian utama kegiatan, mencakup materi yang akan disampaikan; (c) Bagian penutup, bagian terpenting dari seluruh kegiatan. Mengakhiri kegiatan dapat dilakukan dengan cara: mengatakan bahwa waktu telah habis, merangkum, menunjukkan pertemuan selanjutnya, berdiri, isyarat tangan, menyampaikan catatan singkat dan memberikan tugas. 4. Mengevaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dapat mengetahui dan menganalisa kebutuhan peserta untuk mempersiapkan pembicaraan yang akan datang, memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang akan datang, mengetahui dampak kegiatan kelompok dan menentukan keberhasilan kegiatan. III. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK a. Kepribadian kelompok Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. b. Norma kelompok Norma didalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok berperilaku. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu. Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok apabila : (1) Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok; (2) Pentingnya keanggotaan kelompok; (3) Kelompok bersifat kohesif, yaitu anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya; (4) Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok. Efektivitas kelompok dilihat dari aspek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan dilihat dari keberhasilan anggota dalam mencapai tujuan pribadinya. c. Kohesivitas kelompok Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik diantara anggota-anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara lain: (1) Perilaku normatif yang kuat; (2) Lamanya menjadi anggota kelompok. d. Pemenuhan tujuan Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tuuan kelompok. Oleh karena itu, para anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok. e. Pergeseran risiko Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar beresiko daripada keputusan itu diambil oleh satu kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok. f. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu, komunikasi kelompok tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah: (1) Memenuhi kebutuhan sosial; (2) Membentuk konsep diri; (3) Memberi/ menerima dukungan dan bantuan; (4) Berbagi dengan orang lain. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok The input – process – out put model Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok. The structural perspective Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-proses-out put model : (a) A general organizing model, menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan. (b) The funcional tradition, menekankan pada kualitas kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan. (c) The interactional tradition, menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa ouput kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam kelompok. g. Kepimpinan Kelompok Ciri-ciri kepimpinan kelompok harus mengacu pada kepentingan bersama. Syarat yang harus dipenuhi antara lain: (a) Berorientasi pada tugas; (b) Menggunakan waktu secara efektif; (c) Berorientasi pada orang; (d) Peduli pada perasaan dan masalah anggota kelompok. Gaya kepimpinan dalam komunikasi kelompok yaitu: 1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi kelompok 2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota kelompok atau berdasarkan pembagian pada tugas. IV. CIRI-CIRI KELOMPOK YANG KOMPAK Ciri-ciri kelompok yang kompak adalah organisasi baik, hubungan yang baik dan riwayat keberhasilan yang baik. Dasar pelaksanaan sumbang saran yang harus ditaati antara lain: 1. Tidak boleh melakukan penilaian ide-ide sebelum acara selesai 2. Kelompok harus beranggapan sebagai penghasil ide dan tidak merasa khawatir dengan kualitas idenya. 3. Anggota kelompok dibiarkan berpikir dengan bebas. 4. Ide-ide yang ditawarkan anggota kelompok harus dihargai dan dikembangkan. Tahapan penyelesaian masalah pada kelompok yang kompak adalah : 1. Mengklarifikasi tugas yang harus diselesaikan 2. Mengidentifikasi solusi yang akan dilaksanakan 3. Membuat dan mengimplementasikan rencana tindakan V. STRATEGI BIDAN DALAM PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK Strategi bidan untuk membantu kelompok yang negatif sesuai tipe kelompok menurut Smith dan Bass (1982): 1. Menciptakan perasaan yang dimiliki 2. Menciptakan lingkungan yang peka 3. Mendorong partisipasi dan kontribusi 4. Menghargai pendapat yang berbeda 5. Menciptakan perasaan komitmen Menurut Tarigan (2002) Tipe Pasif Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan langsung pada peserta; meminta berbagi perasaan dengan pasangannya; meminta untuk menulis komentar; memberikan insentif; mengubah metode penyampaian. Tipe Agresif Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan tentang penyebab agresif; memberi kesempatan untuk mencurahkan perasaan dirinya; tidak menggangap orang tersebut sebagai wakil kelompok; mempresentasikan data; memprakarsai diskusi secara pribadi. Tipe Banyak Bicara Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab tertentu dan memberikan kesempatan berperan sebagai pemimpin kelompok; menghindarkan pandangan atau menghadapkan tubuh pemandu ke arah peserta lain; beritahu dengan cara yang halus; memberi tugas secara tertulis. Tipe Pesimis Strategi bidan adalah : menjadi pendengar yang aktif; memberi jawaban yang positif; menanyakan pendapat anggota lainnya tentang pendapat orang tersebut. Tipe Pelawak Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab; mengajukan pertanyaan dan mempertimbangkan lawakannya dalam mencairkan suasana. DAFTAR PUSTAKA Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC. Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Wiryanto. 2004. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia

gizi ibu menyususi

GIZI SEIMBANG BAGI IBU MENYUSUI A. PENDAHULUAN Masa menyusui adalah masa yang sangat penting, hal ini dikarenakan setelah ibu melahirkan akan memerlukan waktu untuk memulihkan kembali kondisinya dan mempersiapkan ASI sebagai makanan pokok untuk bayinya. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pasa masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25 % , karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan altivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh , proses memproduksi asi serta sebagai asi itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratu, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Oleh karena itu diperlukan gizi / nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pada kesempatan ini marilah kita bersama – sama untuk melihat jenis gizi seperti apa yang diperlukan oleh seorang ibu dalam masa nifas atau menyusui, karena sebagai seorang bidan tentunya harus tahu tentang kebutuhan gizi seorang ibu nifas atau menyusui. B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI IBU MENYUSUI Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah : 1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari 2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari 3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan atau lebih zat gizi 4. Aktivitas C. KEBUTUHAN ZAT GIZI IBU MENYUSUI 1. Sumber tenaga ( energi ) Untuk pembakaran tubuh, pembentukkan jaringan baru, penghematan protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat kemak dapat diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju ) dan nabati ( kelapa sawit, minyak sayur, minyal kelapa dan margarine ). Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001) 2. Sumber pembangun ( Protein ) Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel – sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan protein nabati ( kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B. 3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, vitamin dan air ) Unsur – unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali habis menyusui) . Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua semua jenis sayuran dan buah – buahan segar. Jenis – jenis mineral penting : a. Zat kapur Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang – kacangan dan sayuran berwarna hijau. b. Fosfor Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju dan daging. c. Zat besi Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah ( HB ) sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang – kacangan dan sayuran hijau. d. Yodium Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mentak dan kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium. e. Kalsium Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya : susu dan keju Jenis – jenis vitamin : a. Vitamin A Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf pengkihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber : kuning telir, hati mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning ( wortel, tomat dan nangka). Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambhan berupa kapsul vitamin A ( 200.000 IU ) b. Vitamin B1 ( Thiamin ) Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik , membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang – kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang bakar. c. Vitamin B2 ( Riboflavin ) Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacang- kacangan, dan sayuran berwarna hijau. d. Vitamin B3 ( Niacin ) Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning telur, daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang- kacangan beras merah, jamur dan tomat. e. Vitamin B6 ( Pyridoksin ) Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumber : gandum, jagung, hati dan daging. f. Vitamin B12 ( Cyanocobalamin ) Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumber : telur, daging hati, keju, ikan laut dan kerang laut. g. Folic Acid Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukkan sel darah merah dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan sayuran hijau. h. Vitamin C Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk penyembuhan luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan sayuran. i. Vitamin D Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukkan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi ( sebelum pukul 09.00 ) j. Vitamin K Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam. k. Air Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah, bukan minuman ringan / softdrink. Tabel. Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dewasa dan tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui No Zat Gizi Total Wanita Dewasa Tambahan Ibu Hamil Ibu menyusui 0 – 6 bulan 7 – 12 bulan 1. Energi (kkal ) 2200 285 700 500 2 Protein (g) 48 12 16 12 3 Vitamin A (RE) 500 200 350 300 4 Vitamin D (mg) 5 5 5 5 5 Vitamin E (mg) 8 2 4 2 6 Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5 6,5 7 Tiamin (mg) 1,0 0,2 0,3 0,3 8 Riboflavin (mg) 1,2 0,2 0,4 0,3 9 Niasin (mg) 9 0, 1 3 3 10 Vitamin B 12 (mg) 1,0 0,3 0,3 0,3 11 Asam Folat (mg) 150 150 50 40 12 Piidoksin (mg) 1,6 0,6 0,5 0,5 13 Vitamin C (mg) 60 10 25 10 14 Kalsium (mg) 500 400 400 400 15 Fosfor (mg) 450 200 300 200 16 Besi (mg) 26 20 2 2 17 Seng (mg) 15 5 10 10 18 Yodium (mg) 150 25 50 50 19 Selenium (mg) 55 15 25 20 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115). Arisman, Dr. MB, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC ,Jakarta.,32 - 39 Huliana, Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara. Melliana Hulliana, 2003, Perawatan Ibu Melahirkan, Puspa Swara, Jakarta,hal : 23 – 28 Prodi Cirebon, 2003, Buku Panduan Preseptor, Poltekkes Tasik Malaya, hal :17 – 28 PUSDIKNAKES. 2003. Asuhan Kebidanan Postpartum. WHO: JHPIEGO Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

issue etik dalam pelayanan kebidanan

ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN A. PENGERTIAN Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya, dimana berita itu bisa benar atau salah. Issue dapat menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu hal, yang masing-masing memiliki argumentasi/issue merupakan topic yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang timbul akan bervariasi, issue muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.Isu merupakan gosip atau kabar yang belum pasti, bukan merupakan kenyataan dan lebih kearah negatif. Etik atau Etika berasal dari bahasa yunani dari kata “Ethos” yang berarti kebiasaan – kebiasaan atau tingkah laku manusia.dalam bahasa inggris disebut “Ethis”yang mempunyai pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau peri laku manusia yang baik,yakni tindakan yang tepat,yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah,dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu,ssuai dengan perubahan / perkembangan norma/nilai.dikatakan kurun waktu tertentu,karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.Etik sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar dan salah yang dianut suatu organisasi atau masyarakat Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya. (Lang,1979.) Jadi issue etik adalah topic yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, niali benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Di dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. B. ISTILAH ETIK DALAM MASALAH KEBIDANAN Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan kebidanan,maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini : 1. legislasi (liebberman, 1970) ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan. 2. lisensi: pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.tujuannya untuk membatasi pemberian kewenangan dan untuk meyakinkan klien. 3. deontologi/tugas:keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/hubungan dengan tugas.dalam pengambilan keputusan,perhatian utama pada tugas. 4. hak. Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu.hak berbeda dengan keinginan,kebutuhan dan kepuasan. 5. instutionist :keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus per kasus.dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama pentingnya. 6. beneficience keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien. 7. mal-eficience:keputusan yang diambil merugikan pasien. 8. malpraktek/lalai: • gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien. • Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan estándar • Melakukan tindakan yang mencederai klien. • Klien cidera karena kegagalan melaksanakan tupc 9. mal praktek terjadi karena : • Ceroboh • Lupa • Gagal mengkomunikasikan Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan hukum.sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum,tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik. C. CONTOH KASUS ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Kasus Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur. KONFLIK : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untukmembayar operasi. ISSU : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukantindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani pasiendengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah. DILEMA : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untukmenolong persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan di lapangan. Issue etik yang terjadi antara bidan dan teman sejawat Kasus Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut.Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”.Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di anggap melanggar wewenang profesi bidan. ISSU MORAL: seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal. KONFLIK MORAL: menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”. DILEMA: 1. Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien. 2. Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang berwenang. Issu Etik Bidan Dengan Organisasi Profesi PENGERTIAN: Issu etik bidan dengan organisasi profesi adalah topic yang dibicarakan oleh suatu forum , mengenai baik ataupun buruknya suatu hal, atau tindakan yang perlu diambil atau tidak dalam suatu masalah. Kasus1 Seorang Bidan yang ditempatkan di Desa pelosok ( terpencil ) telah lama bertugas didaerah tersebut, dan sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Desa tersebut.Namun Bidan tersebut masih BIdan P2B sedangkan untuk saat ini seorang bidan diharuskan minimal D3 kebidanan , karena jarak Desa ke kota ke tempat pendidikan yang jauh & bidan juga sudah merasa banyak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat nya bidan tersebut tidak melanjutkan ke D3 kebidanan. Karena tanpa melanjutkan pun masyarakat juga sudah banyak yang mempercayai pelayanannya dan hampir semua ibu bersalin didaerah tersebut yang mempercayakan pertolongan persalinan pada bidan itu. DILEMA: Bidan merasa sudah mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat di tempat dia Praktek. Sehingga ia merasa tidak perlu melanjutkan pendidikannya ke D3 kebidanan. Di sisi lain Bidan mendapatkan tuntutan dari organisasi profesi untuk melanjutkan pendidikan D3 kebidanan. ISSUE ETIK: Bidan yang tidak mempunyai surat ijin ( ILEGAL ) dan belum menjadi Anggota IBI. Kasus2 Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal kehamilan ibu tersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan Ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanya sangat beresiko. Saat persalinan tiba tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapi ia ebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya dari pada dirujuk ke rumah sakit. Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi yang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya, ijin praktek ( BPS ) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut. Issue etik : 1. Terjadi malpraktek pelanggaran wewenang bidan Dilema etik : Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi dan diberikan “ AMP “ Issu Etik Bidan Dengan Team Kesehatan Lain PENGERTIAN Pengertian yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya. Sehingga menimbulkan ketidak sepahaman atau kerenggangan social. Kasus1 Disuatu desa yang ada sebuah BPS suatu hari ada seorang Ibu berusia 35 Tahun keadaannya sudah lemah bidan menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien menjawab ketika dirumah Px jatuh & terjadi perdarahan hebat.Setelah bidan pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan menjelaskan pada keluarga agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase.Kemudian keluarga px menolak saran bidan tsb dan meminta bidan yang melakukan currentase selang waktu 2 hari px mengalami perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan kapeda suami px , apa yang sebenarnya terjadi dan suami px menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran & di currentase bidan didesanya & dokter mendatangi bidan tsb. Terjadilah konflik antara bidan & dokter. ISSUE ETIK : Mall Praktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya. KONFLIK : bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara bidan & dokter. DILEMA : jika tidak segera dilakukan tindakan takut merenggut nyawa px karena BPS jauh dari RS.Dan jika dilakukan tindakan bidan merasa melanggar kode etik kebidanan & merasa melakukan tindakan diluar wewenangnya. Kasus2 Suatu hari ada seorang ibu bersama suaminya kebidan “ F “ ibu datang kebidan bertujuan untuk suntik KB. Ibu awalnya memakai KB suntik 1 bulan tapi ibu meminta ke bidan “ F “ untuk mengganti Kb suntik 3 bulan sekali, setelah itu bidan “ F “ menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi apabila berganti KB suntik 1 bulan sekali ke suntik KB 3 bulan sekali. Apabila tidak cocok akan mengalami perdarahan ibu dan suaminya menyetujui. Bidan pun memberikan suntikan KB 3 bulan itu ke Ibu tersebut. Dua bulan kemudian , ibu datang bersama suaminya, dengan keluhan keluar darah lumayan banyak dari vaginanya. Ibu terlihat pucat dan lemas, Bidan “ F “ menjelaskan kepada bapak dan ibu tersebut bahwa KB suntik 3 bulan sekali itu tidak cocok untuk Ibu dan Ibu tersebut dibaringkan ditempat tidur. Suami ibu tersebut meminta ke bidan diberikan obat agar darah yang keluar sedikit berkurang, tapi bidan “ F “ tidak memberikan dengan alasan agar tidak terjadi penyakit. Setelah beberapa menit darah yang keluar dari vagina Ibu semakin banyak, sehingga Bidan merujuk ke dokter. Sesampainya ke dokter Ibu tersebut Syok sehingga dokter memberikan vitamin K peroral dengan kejadian itu bidan ditegur oleh dokter. ISSUE ETIK: kesalahan seorang bidan sehingga menimbulkan pelanggaran komplikasi DILEMA = Bidan dapat dilporkan ke puskesmas Kasus3 Seorang Ibu primigavida beerusia 3 tahun dan usia kehamilannya 32 minggu tengah mengalami kontaksi Dia segera mendatangi Bidan. Ternyata Ibu tersebut mengalami KPD ( Ketuban Pecah Dini ) dan kondisi Ibu sangat parah bidan berusaha unutk menolong peralinan tersebut. Setelah kondisi Ibusemakin lama semakin maurun baru bidan merujuk Ibu ke RS setelah diperiksa oleh dokter ternyata bayi sudah meninggal didalam kandungan sebelum dilahirkan. Akhirnya bidan tersebut ditegur oleh dokter, dikarenakan bidan lali tidak segera merujuk . akhirnya bidan tersebut diberi sanksi dari IBI. ISSUE ETIK: kelalaian seorang Bidan sehingga menimbulkan malpraktek. DILEMMA ETIK : Bidan terancam dicabut izin prakteknya dan Bidan tidak dipercaya lagi oleh masyarakat D. MENGHADAPI MASALAH ETIK DALAM PRAKTEK KEBIDANAN Bidan dikataka profesional bila dapat menerapkan etika dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi praktik kebidanan 1. Informed choice Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggungjawabnya terhadap hasil dari pilihannya Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) : a. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan b. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan ”pilihannya” sendiri 2. Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas dan Menghindari Konflik Memberi informasi yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bisa dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informasi yang lengkap tentang dampak dari keputusan mereka Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu.Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin. Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan 3. Beberapa Jenis Pelayanan Yang Dapat Dipilih Klien • Bentuk pemeriksaan ANC dan skrening laboratorium ANC • Tempat melahirkan • Masuk ke kamar bersalin pada tahap awal persalinan • Di dampingi waktu melahirkan • Metode monitor djj • Augmentasi, stimulasi, induksi • Mobilisasi atau posisi saat persalinan • Pemakaian analgesia • Episiotomi • Pemecahan ketuban • Penolong persalinan • Keterlibatan suami pada waktu melahirkan • Teknik pemberian minuman pada bayi • Metode kontrasepsi

Rabu, 20 Juli 2011

Keutamaan bulan ramadhan

1. bulan ramadhan adalah bulan yang agung 2. bulan yang penuh berkah 3. turunnya lailatul qadar 4. orang yang melaksanakan amalan wajib di bulan ini sama dengan 70 kali amalan wajib di bulan biasa 5. bulan kesabaran 6. bulan solidaritas 7. bulan di tambahkannya rezeki terimakasih.. semoga bermanfaat

prinsip pengembangan karier bidan

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN A. Pendahuluan Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya. Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana,pendidik,peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelidik. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan,dan kebijakan yang ada. B. Pendidikan lanjutan Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kebidanan, perubahan – perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme. Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah – tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan tersebut. Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri. Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan Visi dan Misi Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal Diploma III kebidanan. Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup: a) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk”system” b) Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten, dan cabang. c) Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan. d) Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan yaitu: a. Pemenuhan standart Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan yang harus dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin memberi pelayanan kebidanan kapada pasien. b. Meningkatkan produktivitas kerja Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka sehingga pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih berkualitas. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam memberi pelayanan pada klien. c. Efisiensi Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam memeberi pelayanan yang terbaik bagi klien. d. Meningkatkan kualitas pelayanan Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di kalangan profesi kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam memberi pelayanan kepada klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik konsumen. e. Meningkatkan moral Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas bidan yang profesional. f. Meningkatkan karier Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh pendidikan bidan yang berkualitas. g. Meningkatkan kemampuan konseptual Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus pasien akan terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan tepat. h. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai seorang manajer, bidan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain (human relation) dan bekerjasama dengan sejawat serta multidisiplin lainnya guna memberi pelayanan yang berkualitas bagi klien. i. Imbalan (Kompensasi) Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan j. Meningkatkan kepuasan konsumen Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan 2. Sasaran dalam pendidikan Berkelanjutan a. Bidan praktik swasta b. Bidan berstatus pegawai negeri c. Tenakes lainnya d. Kader kesehatan e. Dukun beranak f. Masyarakat umum Jenis dan Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan 1. Jenis Pendidikan Berkelanjutan a. Pendidikan Formal Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar negeri. IBI juga mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan luar negeri untuk program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas di dalam negeri. b. Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional yang dilaksanakan di berbagai propinsi. IBI juga telah mengembangkan suatu program mentorship dimana bidan senior membimbing bidan junior dalam konteks profesionalisme kebidanan. Skema pola pengembangan pendidikan kebidananPola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan atau dirumuskan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik. 2. Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Komprehensif Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi bidan b. Berdasarkan analisis kebutuhanSistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. c. Berkelanjutan Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan dan berkembang d. Terkoordinasi secara internal Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan berkelanjutan. e. Berkaitan dengan sistem lainnya Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga aspek subsistem yang merupakan bagian dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut adalah: 1. Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning) 2. Produksi tenaga kesehatan (health manpower production) 3. Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management) c. Job fungsional Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural yaitu jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi. Jabatan fungsional yaitu jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional. Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan Kedudukan yang menunjukkan tugas,kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang kesehatan: Dokter,Dokter gigi,Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium, Entomolog, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator kesehatan, Nutrisionis. d. Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran,fungsi,dan tanggung jawab bidan Peran,fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sabagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. 1. Sebagai pelaksana Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebgai tugas mandiri, kolaborasi /kerjasama dan ketergantungan. TUGAS MANDIRI : a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan. b. Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal. d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga. e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga TUGAS KOLABORASI a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengantindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga. f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga. TUGAS KETERGANTUNGAN / MERUJUK a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masapersalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien / keluarga 2. Sebagai pengelola a) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien. 1. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. 2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat. 3. Mengelola kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan program. 4. Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB 5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber – sumber yang ada pada program dan sektor terkait. 6. Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi – potensi yag ada. 7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan – kegiatan dalam kelompok profesi. 8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. b) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya. 1. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 2. Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat. 3. Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain. 4. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi 5. Membina kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan. 3. Sebagai pendidik a) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. 1. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. 2. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur – unsur yang terkait termasuk masyarakat. 5. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan datang. 6. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis. b). Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya. 1. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa. 2. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian 3. Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun 4. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur – unsur terkait 5. Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya 6. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan 7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan 8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap. 4. Sebagai peneliti Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok. a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan b. Menyusun rencana kerja pelatihan c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan. Tanggung Jawab Bidan Konseling • Remaja putri • Pranikah • Prahamil • Ibu hamil • Ibu bersalin • Ibu nifas • Klimakterium • Menopause Pelayanan kebidanan normal • Hamil • Bersalin • Nifas • Pemeriksaan fisik • Senam hamil • Pengendalian anemia • Amniotoni • Uterotonika • ASI eksklusif Pelayanan kebidanan abnormal • Hamil: abortus imminens.hiperemisis tingkat I , pre eklamsi, anemia,suntikan penyulit • Persalinan: Letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi,dan distosia • Pertolongan nifas abnormal: Retensio plasenta, renjatdan infeksi,plasenta manual, jaringan konsepsi,kompresi bimanual, uterotonik kala III + IV • Ginekologi : Keputihan, penundaan haid, rujuk Pelayanan kebidanan pada anak • Intranatal • Hipotermi • Kontak dini • ASI eksklusif • Perawatan tali pusat • Resusitasi pada bayi asfiksia • Minum sonde dan pipet • Tsimulasi tumbuh kembang • Imunisasi lengkap • Pengobatan ringan pada penyakit ringan Pelayanan KB • Penanganan efek samping • Pemberian alat kontrasepsi sesuai pilihan • Suntik pil • Pasang AKBK Lepas AKBK tanpa penyulit • Penyuluhan IMS dan narkoba Pelayanan kesehatan masyarakat • Pembinaan peran serta • Pelayanan kebidanan komunitas • Deteksi dini • Deteksi dini, pertolongan I rujuk, IMS,narkoba, (NAFZA) • Pertolongan I narkoba D. PROSES PERUBAHAN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN KARIER BIDAN a. Pengertian perubahan 1) Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama. 2) Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien. b. Macam - macam perubahan 1. Perubahan tehnologi Dalam tahun terakhir ini perkembangan ilmu dan tehnologi mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Dalam bidang kebidanan tidak luput dari perubahan. Hal ini tampak nyata dari adanya evidence based sehingga seluruh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus mengacu pada evidence base. Perubahan juga terjadi dalam kebidanan seperti women center care yaitu pelayanan yang berpusat pada wanita,Safe mother hod dlll. 2. Perubahan demografi Perubahan demografi mempengaruhi populasi secara total. bidan sebagai profesi berespon terhadap perubahan ini dengan menetapkan standar praktik bidan yang menjadi pedoman bagi bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 3. Gerakan konsumen Gerakan konsumen menyatakan kesadaran tinggi akan nilai dan biaya produksi serta pelayanan. Dengan kata lain konsumen ingin uang yang dikeluarkan bermakna. Karena konsumen sekarang lebih paham tentang sehat dan sakit serta lebih vokal dalam memperlihatkan tuntutannya dalam pelayanan yang berkualitas tinggi. 4. Promosi kesehatan Berkaitan dengan gerakan konsumen adalah penekanan pada masyakat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. 5. Gerakan wanita Gerakan wanita telah membawa banyak perubahan dalam masyarakat,karena wanita mengejar persamaan ekonomi, politik, pekerjaan dan pendidikan secara terus - menerus. Gerakan wanita mendorong tenaga kesehatan untuk mendapatkan otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar dalam memberikan asuhan dilingkungan kerjanya. 6. Gerakan Hak Azasi Manusia Hak azasi manusia mengubah cara masyarakat memandang semua anggotanya termasuk kaum minoritas. Bidan merespon perubahan ini dengan menghargai seluruh klien sebagai individu yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan dan memastikan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan tidak mengabaikan hak hak klien. DAFTAR PUSTAKA DepKes RI.2002.Pola karir pegawai negri sipil dijajaran kesehatan.Jakarta: DepKes RI Potter & perry.2005.Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4.Jakarta:EGC Seminar nasional kebidanan.2005. Bidan diera global .Bandung:IBI Sofyan mustika dkk.2004.50 tahun IBI Bidan menyongsong masa depan.Jakarta: PPIBI

Minggu, 17 Juli 2011

sekilas tentang asrama

sekedar berbagi tentang kehidupan saya di asrama. tak terbersit dalam benakku untuk menempuh edukasi yang mewajibkan tinggal diasrama hingga sarjana. awal kehidupan disini banyak teman yang tidak bisa menerima keadaan. mungkin sedikit terguncang. dahulu hidup dengan bebas, bersenang-senang, pakaian modis, dandanan nyentrik dan gemerlap kehidupan remaja SMA yang penuh tantangan. dalam sekejap kehidupan itu berubah, hidup penuh aturan, bangun pagi, sarapan, hingga mandi pun terjadwal. setiap pagi dan malam wajib ikut apel. hanya ada 2 pilihan menurut atau kena hukuman. kemungkinan terburuk adalah di kembalikan kepada orang tua. namun dibalik semua itu pasti ada sebuah kebaikan. kehidupan terasa kompak.., penuh kebersamaan. jauh dari keluarga tetapi menjadi sebuah satu kumpulan keluarga baru ibu asrama bagai ibu kami sendiri.. teman - teman adalah saudara terdekat yang mengetahui keluh kesah selama hidup di asrama.. bagun pagi, solat berjamaah, olahraga, mandi, sarapan, mengerjakan tugas, bermain, belajar, hingga curhat dapat dilakukan bersama-sama. dihukum pun bersama-sama. semoga ini menjadi suatu kenikmatan sebuah kehidupan asrama