Rabu, 27 Juli 2011

Pengorganisasian Kegiatan Kelompok

PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK I. PENGERTIAN Pengorganisasian berasal dari kata organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi dan pengertian organisasi menurut para ahli sebagai berikut : 1. Organisasi Menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 2. Organisasi Menurut James D.Mooney; Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 3. Organisasi Menurut Chester I.Bernard; Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Terry (1986), istilah pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan. Lebih jauh istilah ini diartikan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antar orang-orang hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengerttian pengorganisasian lebih lengkap dikemukakan oleh kadarman, yaitu pengorganisasian Adalah proses penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian-bagiannya, pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok aktivitas kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, pengkordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi. Jadi hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi. Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya. Sehingga pengorganisasian kegiatan kelompok merupakan hubungan kelakuan yang efektif antar orang-orang dalam kelompok hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. II. LANGKAH-LANGKAH PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK 1. Merencanakan pengorganisasian kegiatan kelompok Meliputi kegiatan : merencanakan masalah; siapa yang menjadi peserta; sasaran kegiatan; waktu pelaksanaan dan tempat kegiatan; metode yang digunakan; media yang digunakan; jenis pencairan kelompok yang digunakan; evaluasi kegiatan. 2. Mempersiapkan tempat Meliputi : mempersiapkan ruang dan perlengkapannya; persiapan alat tulis, alat bantu, materi; persiapan tempat duduk; pengeras suara; meletakkan alat bentu sesuai kebutuhan. 3. Melaksanakan kegiatan Bagian-bagian kegiatan kelompok adalah : (a) Pembukaan, menentukan jalannya presentasi/ diskusi kelompok; (b) Bagian utama kegiatan, mencakup materi yang akan disampaikan; (c) Bagian penutup, bagian terpenting dari seluruh kegiatan. Mengakhiri kegiatan dapat dilakukan dengan cara: mengatakan bahwa waktu telah habis, merangkum, menunjukkan pertemuan selanjutnya, berdiri, isyarat tangan, menyampaikan catatan singkat dan memberikan tugas. 4. Mengevaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dapat mengetahui dan menganalisa kebutuhan peserta untuk mempersiapkan pembicaraan yang akan datang, memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang akan datang, mengetahui dampak kegiatan kelompok dan menentukan keberhasilan kegiatan. III. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK a. Kepribadian kelompok Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. b. Norma kelompok Norma didalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok berperilaku. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu. Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok apabila : (1) Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok; (2) Pentingnya keanggotaan kelompok; (3) Kelompok bersifat kohesif, yaitu anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya; (4) Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok. Efektivitas kelompok dilihat dari aspek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan dilihat dari keberhasilan anggota dalam mencapai tujuan pribadinya. c. Kohesivitas kelompok Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik diantara anggota-anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara lain: (1) Perilaku normatif yang kuat; (2) Lamanya menjadi anggota kelompok. d. Pemenuhan tujuan Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tuuan kelompok. Oleh karena itu, para anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok. e. Pergeseran risiko Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar beresiko daripada keputusan itu diambil oleh satu kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok. f. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu, komunikasi kelompok tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah: (1) Memenuhi kebutuhan sosial; (2) Membentuk konsep diri; (3) Memberi/ menerima dukungan dan bantuan; (4) Berbagi dengan orang lain. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok The input – process – out put model Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok. The structural perspective Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-proses-out put model : (a) A general organizing model, menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan. (b) The funcional tradition, menekankan pada kualitas kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan. (c) The interactional tradition, menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa ouput kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam kelompok. g. Kepimpinan Kelompok Ciri-ciri kepimpinan kelompok harus mengacu pada kepentingan bersama. Syarat yang harus dipenuhi antara lain: (a) Berorientasi pada tugas; (b) Menggunakan waktu secara efektif; (c) Berorientasi pada orang; (d) Peduli pada perasaan dan masalah anggota kelompok. Gaya kepimpinan dalam komunikasi kelompok yaitu: 1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi kelompok 2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota kelompok atau berdasarkan pembagian pada tugas. IV. CIRI-CIRI KELOMPOK YANG KOMPAK Ciri-ciri kelompok yang kompak adalah organisasi baik, hubungan yang baik dan riwayat keberhasilan yang baik. Dasar pelaksanaan sumbang saran yang harus ditaati antara lain: 1. Tidak boleh melakukan penilaian ide-ide sebelum acara selesai 2. Kelompok harus beranggapan sebagai penghasil ide dan tidak merasa khawatir dengan kualitas idenya. 3. Anggota kelompok dibiarkan berpikir dengan bebas. 4. Ide-ide yang ditawarkan anggota kelompok harus dihargai dan dikembangkan. Tahapan penyelesaian masalah pada kelompok yang kompak adalah : 1. Mengklarifikasi tugas yang harus diselesaikan 2. Mengidentifikasi solusi yang akan dilaksanakan 3. Membuat dan mengimplementasikan rencana tindakan V. STRATEGI BIDAN DALAM PENGORGANISASIAN KEGIATAN KELOMPOK Strategi bidan untuk membantu kelompok yang negatif sesuai tipe kelompok menurut Smith dan Bass (1982): 1. Menciptakan perasaan yang dimiliki 2. Menciptakan lingkungan yang peka 3. Mendorong partisipasi dan kontribusi 4. Menghargai pendapat yang berbeda 5. Menciptakan perasaan komitmen Menurut Tarigan (2002) Tipe Pasif Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan langsung pada peserta; meminta berbagi perasaan dengan pasangannya; meminta untuk menulis komentar; memberikan insentif; mengubah metode penyampaian. Tipe Agresif Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan tentang penyebab agresif; memberi kesempatan untuk mencurahkan perasaan dirinya; tidak menggangap orang tersebut sebagai wakil kelompok; mempresentasikan data; memprakarsai diskusi secara pribadi. Tipe Banyak Bicara Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab tertentu dan memberikan kesempatan berperan sebagai pemimpin kelompok; menghindarkan pandangan atau menghadapkan tubuh pemandu ke arah peserta lain; beritahu dengan cara yang halus; memberi tugas secara tertulis. Tipe Pesimis Strategi bidan adalah : menjadi pendengar yang aktif; memberi jawaban yang positif; menanyakan pendapat anggota lainnya tentang pendapat orang tersebut. Tipe Pelawak Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab; mengajukan pertanyaan dan mempertimbangkan lawakannya dalam mencairkan suasana. DAFTAR PUSTAKA Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC. Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Wiryanto. 2004. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar